Kamis, 12 November 2009

Kertagosa


Kerta Gosa terletak dipusat ibu kota Klungkung Semara pura. Kurang lebih 40 km kearah timur kota Denpasar. Kertagosa dimasa lalu bertalian erat dengan situasi keamanan, kemakmuran serta keadilan di wilayah kerajaan Bali.


Sejarah keberadaan Kerta Gosa, hanya tertulis pada sebuah Chandra Sangkala yang terpahat pada pintu kori agung alias pemedalan agung puri kerta gosa. Chandra sangkala ini menunjukkan bahwa kerta gosa dibangun pada tahun 1622 caka atau 1700 masehi saat pemerintahan raja I Dewa Agung Jambe

Objek Kerta Gosa sendiri meliputi 3 bangunan yakni Balai Kerta Gosa, Bali Gili atau Balai Kambang, serta pemedalan agung.

Balai Kerta Gosa sendiri merupakan pusat dari objek ini. Balai Kerta Gosa di masa kerajaan, berfungsi sebagai tempat bersidangnya raja raja bawahan diseluruh bali. Selain itu, di balai kerta gosa ini pulalah raja bersantap bersama para pendeta istana dan pendeta lainnya bila menghadap raja. Juga sebagai tempat menjamu tamu bangsawan asing, seperti belanda, inggris, portugis, dan cina.

Namun sejak keraton jatuh akibat perang puputan melawan Belanda, pada 28 april 1908, terjadi perubahan fungsi pada bangunan Balai Kerta Gosa. Hingga akhir pemerintahan belanda, Balai ini dijadikan balai pengadilan adat.

Pada Balai Kerta Gosa terdapat sebuah meja berukir keemasan, dan enam buah kursi. Kursi yang pada lengannya terdapat tanda singa adalah tempat duduk raja sebagai hakim ketua. Sedangkan kursi yang lengannya bertanda lembu, diperuntukkan bagi ahli hokum dan penasehat raja. Sementara kuri berlambang naga adalah tempat para panitera. Orang orang yang diadili akan duduk bersila di lantai.

Terkadang kontrolir alias pejabat tinggi belanda setempat ikut hadir dalam siding bila perkaranya dianggap khusus.

Yang sangat menarik pada Balai Kerta Gosa ini adalah adanya lukisan kuno wayang kamasan. Lukisan wayang pada balai kerta gosa menggambarkan keadaan roh roh di akhirat. Ceritanya diambil dari kisah Bima Swarga

Lukisan wayang Kamasan pada Langit langit Balai kerta gosa terbagi ke dalam beberapa bagian. Meliputi : Petak terbawah adalah cerita Tantri Kandaka. Berkisah tetang tipu muslihat dalam kehidupan masyarakat.

Petak II dan III adalah ceritera Atma Prasangga. Cerita ini mengisahkan bagaimana penderitaan roh di neraka yang dihukum berdasarkan perbuatannya masing masing di dunia.

Selanjutnya Petak ke IV adalah cerita Sang Garuda mencari Tirta Amerta, dari kisah Adi Parwa. Kurang lebih sebagai symbol betapa sulitnya mencari sumber kehidupan didunia ini.

Terakhir petak ke V adalah cerita pelelindon atau gempa. Gempa saat itu adalah sebuah ramalan yang sangat berarti bagi masyarakat dan pemerintahan pada suatu bangsa.

-----
Selain balai kerta gosa, terdapat pula sebuah balai gili atau balai kambang di areal objek sejarah Kertagosa. Dijaman dahulu, Balai gili juga merupakan bagian tak terpisahkan dari puri samara pura klungkung. Diberi nama Gili, karena keberadaannya yang ditengah tengah gili atau kolam buatan. Sebenarnya di jaman dulu, balai gili atau balai kambang ini bentuknya tidak seperti saat ini. Ukurannya lebih kecil, dan tiang penyanggapun jumlahnya sangat sedikit. Tempat ini digunakana sebagai tempat berkumpulnya para punggawa kehormatan istana. Namun selanjutnya menjadi tempat pelaksanaan upacara manusa yadnya keluarga puri.

Balai gili atau balai kambang ini berarsitektur tradisional bali. Dibangun beralaskan kura kura raksasa, sementara diatas tembok pembatasnya di bangun patung para dewa dan raksasa.

Seperti halnya Balai kertagosa, pada langit langit atapnya juga tergambar lukisan wayang kamasan . bedanya, lukisan wayang di balai gili searah jarum jam menggambarkan pelelintangan dan kehidupan sehari hari kala itu.

Petak pertama, paling bawah adalah cerita pelelintangan, alias nasib seserorang berdasarkan ahri kelahiran. Gambar ini misalnya. Menunjukkan seseorang digigit anjing. Ini adalah gambaran seseorang yang lahir pada selasa pon, dengan bintang anjing. Artinya orang yan lahir pada hari tersebut berwatak satria, berbakat memimpin dan di segani…begitulah kira-kira. Masih banyak lagi gambar serupa di petak yang sama.

Petak II selanjutnya mengisahkan ceritera pan Brayut. Sebuah dongeng kanak kanak tentang sepasang suami istri beranak 18

Petak III, IV.V dan VI adalah cerita Sutasoma, karya pujangga kenamaan Mpu Tantular, di masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk pada jaman kerajaan Majapahit tahun 1365

--------------

Bangunan ketiga yang menjadi daya tarik di areal kerta gosa adalah sebuah kori agungatau pemedalan agung. Inilah jejak yang tersisa dari kemegahan istana kerajaan klungkung dimasa lampau. Istananya sendiri telah hancur akibat perang dahsyat melawan belanda pada 28 april 1908. perang ini kemudian dikenal sebagai Perang Puputan Klungkung.

Kerta Gosa saat ini masih berada dalam kondisi cukup baik. Namun tentunya perlu perhatian serius dari pemerintah maupun pihak terkait untuk kelestariannya. Apalagi saat ini kerta gosa dibuka untuk umum sebagai salah satu daya tarik pariwisata klungkung.

Sebagai sebuah objek cagar budaya, kertagosa akan memberi banyak kontribusi pada pengetahuan sejarah Bali pada khususnya. Karenanya tentu akan sagat bijak apabila semua tindakan yang diambil demi mempertahankan objek ini haruslah melalui bermacam pertimbangan khusus. Karena Kerta Gosa adalah rekam jejak sejarah bali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar