Selasa, 17 November 2009

Museum Subak


Bali sesungguhnya adalah daerah agraris. Masyarakatnyapun pada awalnya sebagian besar adalah petani. Sistem pertanian di Bali yakni Subak, sejak lama telah menjadi inspirasi bagi petani petani didaerah lainnya. Jaman tentu telah berubah. Kini Bali adalah salah satu ikon pariwisata Indonesia bahkan dunia. Ini tentu membawa perubahan pula pada lahan pertanian di Bali yang beralih fungsi. Karenanya, diperlukan sebuah tempat, sebagai wadah pelestarian sistem dan tata cara pertanian Bali. Tempat itu bernama Museum Subak.

Museum Subak, terletak di Desa Sanggulan, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan. Kurang lebih 35 km dari kearah barat Kota Denpasar. Museum ini adalah satu satunya museum pertanian di seluruh dunia. Dipilihnya Tabanan sebagai lokasi dari museum ini karena Tabanan merupakan daerah penghasil beras no 1 di Bali. Karenanya Tabanan pun juga dikenal dengan julukan Daerah Lumbung Beras.

Keberadaan Museum Subak, berawal dari kekhawatiran akan punahnya alat alat dan sistem pertanian di Bali akibat kemajuan teknologi. Sehingga sebelum semua alat alat tersebut hilang dan susah untuk dikumpulkan kembali, maka dirasa perlu adanya sebuah tempat untuk mengoleksi dan melestarikan segala sesuatu yang berhubungan dengan pertanian di Bali dari waktu ke waktu. Jadi, secara keseluruhan, dibangunnya museum subak bertujuan untuk menemukan kembali dan mengumpulkan semua data dan segala sesuatunya mengenai subak, yang memiliki nilai sejarah untuk kepentingan pendidikan, observasi atau penelitian, dokumentasi, serta tentunya sebagai objek rekreasi pariwisata.

Kemenangan Subak Rijasa pada 1979 dalam Supra Insus Nasional (sebuah lomba peningkatan produksi pertanian), telah memberi ide bagi gubernur bali saat itu, Prof.Dr.Ida Bagus Mantra untuk membangun Museum Subak. Museum yang kemudian diresmikan pada 13 oktober 1981 ini terdiri dari 2 bagian yakni museum induk dan museum terbuka.

Pada museum induk, kita akan mendapati beberapa bangunan seperti ruang pameran dan ruang audio visual. Pada ruang pameran ini kita akan menjumpai puluhan koleksi alat-alat pertanian yang digunakan masyarakat Bali dari jaman ke jaman. Alat alat itu meliputi alat bajak atau tenggala, cangkul, sabit, dll. termasuk alat alat persembahyangan yang berhubungan erat dengan aktivitas pertanian.

Mementara pada museum terbuka, Museum Subak Sanggulan dilengkapi dengan contoh contoh irigasi atau sistem pembagian air. mulai dari sumber air hingga bagaimana membaginya melalui temuku, terowongan, dll. semua dibuat nyata dalam sebuah lahan. Museum terbuka ini meliputi miniatur kolam, air terjun, terowongan, persawahan, pura bedugul, dan yang tidak ketinggalan adalah contoh rumah tradisional bali. Lengkap dengan perhitungan menurut asta kosala kosalinya.

Jelasnya, jika anda ingin mengetahui sistem pertanian bali dari berbagai aspeknya, mengunjungi Museum Subak adalah langkah yang tepat. Karena Museum ini menyimpan hampir semua hal hal yang berkaitan dengan pertanian di seluruh bali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar